Esok Milik Kita
Ada pertanyaan yang menggoda, waktu pertamakali mendengar "suara
baru" Kiki Maria. Mungkinkah ambitius (luas suara) seorang penyanyi yang telah dewasa
bisa berubah setelah dua setengah tahun istirahat menyanyi?
Album "Esok Milik Kita" dari Kiki Maria ini menawarkan masalah itu secara
tiba-tiba. Sebab album terakhirnya yang dibuat hampir tiga tahun silam masih seperti album
Kiki yang sudah-sudah. Kiki yang menyanyi dengan model berdesah, seperti sebuah rintihan
panjang, dengan luas suara yang tak lebih dari satu oktaf.
Waktu itu Kiki seperti kebingungan untuk mencari lagu yang sesuai dengan luas suaranya
yang pendek itu. Belakangan baru diakui, bahwa apa yang diperbuatnya dulu sekedar
menampilkan vokal falsetto atau suara palsu, yang pada akhirnya - karena sempat digemari -
menyebabkan Kiki terjebak pada arus lagu yang monoton. Ia pun lantas memutuskan istirahat
total, dengan maksud meninggalkan massa pendengarnya yang lama.
Kiki Maria yang sekarang memang bukan Kiki Maria yang dulu Anda kenal. Ia tampil dengan
suara yang natural, suara penyanyi dewasa. Jika ada polesan, maka itu sekedar untuk
memanjakan pendengar musik massal kita, yang menuntut teknik vokal bagi penyanyi pop
rekaman. Kiki lantaran tuntutan itu lantas mencoba membuat improvisasi, tak jarang
memberanikan diri menaklukkan lagu-lagu baru dengan interval nada yang berkesan rumit.
Luas suaranya pun mampu menjelajah satu setengah oktaf.
Buat Dodo Zakaria sebagai arranger, bukannya tak ada masalah, karena baginya Kiki Maria
sekarang adalah 'materi baru' yang harus diasah lebih hebat lagi. Karena gaya Kiki yang
kalem, untuk beberapa nomor lagu diaransir dalam bentuk orkestrasi. Tak ditampilkan kesan
genit, sebab buat Kiki yang pantas diangkat adalah kelebihannya pada nomor yang berbau
illustratif, romantis dan manja. Tapi, tolong jangan cari lagu berkesan mendayu disini.
Jika sekedar mencari alternatif warna lagu yang khas, boleh pilih komposer kesayangan yang
sedang 'naik bintang', Kiki menawarkannya untuk Anda.
Jadi, 'suara baru' yang dimiliki Kiki Maria saat ini sungguh mati sekedar pergeseran cita
rasa seni saja. Kiki tidak lagi anak kecil seperti tiga-empat tahun silam, tapi berangkat
dewasa sebagai orang musik yang profesional. Penyanyi yang lebih luas wawasan artistiknya.
Jakarta, Juni 1985.
Dodo Zakaria: arranger, music director, keyboard, accoustic piano,
percussion
Yaya Moektio: drum
Aldy: drum
Mates: bass guitar
Doddy: guitar
Nano Tirta: saxophone, flute
Yap Tji Kien, Suryati Supilin, Edo Braceros: violins
Zulkifli Arifin: cello
Irsan, Dodo Zakaria: Recording Engineer
Jackson Recording Studio: Recording Studio
Alpha One: Duplicating
Lesin: Graphic Design
Side A | ||||
1 | Esok Milik Kita | Dodo Zakaria | Kiki Maria | |
2 | Pertengkaran | Dodo Zakaria | Kiki Maria | |
3 | Ingkar | Ully Sigar Rusady | Kiki Maria | |
4 | Bersamamu | Dian Pramana Poetra / Bowie | Kiki Maria | |
5 | Mencari Keadilan | Dede Anwar Poetra | Kiki Maria | |
Side B | ||||
1 | Bayang-Bayang | Franky S | Kiki Maria | |
2 | Semusim Cintaku | Dodo Zakaria | Kiki Maria | |
3 | Bisik | Cecep A.S. | Kiki Maria | |
4 | Lega | Cecep A.S. | Kiki Maria | |
5 | Hasrat | Dodo Zakaria | Kiki Maria |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar