Oooh....
'Cewek Rock' Itu Bernama: JIPPI
Gadis ini berbadan mungil tapi berambisi dahsyat, setidaknya untuk dunianya:
dunia nyanyi rock. Mencoba menyanyi sejak kelas IV SD kira-kira usia 10 tahun,
lantas menyeberang dalam dunia nyanyi kelompok di Gereja Katholik. Ia dewasa
disana. Lama kelamaan ia terangsang untuk menyeberang sebagai penyanyi tunggal,
pada awalnya dirintis lewat grup-grup vokal yang menjamur di kota tempatnya
dibesarkan: Malang. Latihan menghadapi publik itu dirasanya cukup, lantas timbul
ambisi baru untuk menjadi seorang artis peraga untuk musik rock. Ia mengambil
sikap ini untuk lebih menghargai teori bahwa media musik rock bisa menjadi
cermin ekspresi jiwa yang paling 'hot' pada manusia. Grup "Ogle Eyes" yang amat
populer di Malang seputar tahun 70-an menampungnya, sementara pentas-pentas
musik rock besar seputar Jawa Timur sering disinggahinya.
Suatu hari di tahun 75, Jippi bermimpi untuk menjadi orang sekukuh Achmad Albar.
Tapi mamanya melarang sang bintang ini untuk nonton konser God Bless di Malang.
Dasar Jippi, larangan itu malah menjadikan tekadnya untuk mengarungi musik rock
semakin membara. "Saya lompat jendela dan lari bersama sepeda motor milik
saudara langsung ke gedung tempat konser God Bless", katanya.
Sejak saat itu tak ada lagi satu orangpun yang bisa membendung tekad Jippi.
Berturut-turut sejak akhir 75, Jippi telah nongol di konser-konser rock di
seluruh Indonesia. Kelakuannya banyak diidentikkan dengan superstar wanita musik
rock pada jamannya, Jenis Joplin almarhumah. Tapi Jippi toh Jippi, gadis 'kecil'
yang terus mencari eksistensi. Ia ingin hadir untuk kebebasan jiwa musik rock.
Tahun 77 ia hijrah ke Jakarta, disana ia membangun band wanita "The Orchid" yang
berantakan sebelum sempat ngetop. Namun, dua tahun kemudian ternyata orang
dikejutkan dengan penampilan Jippi yang memikat lewat album "Biarawati" yang
diaransir oleh gitaris God Bless, Ian Antono. Disini orang mencatat tentang
kemampuan vokalnya: bersih, jangkung dengan artikulasi dan teknik phrasering
yang prima. Jippi ternyata bukan sekedar vokalis rock, tapi ia adalah seorang
penyanyi tunggal dengan kualitas vokal yang manis. Karenanya tak heran apabila
saat kemudian namanya diluncurkan pula lewat paket 'Nada dan Irama', 'Telerama',
'Musik Malam Minggu' dan acara teve paling berwibawa 'Chandra Kirana'. Dari sana
ia mencoba menapak identitas, dan album "Oooh...."nya ini agaknya merupakan
jawaban dari catatan di atas.
Lewat "Oooh...." Jippi mencoba menafsirkan musik rock dalam 'gaya yang lain'.
Paling tidak, aransemen garapan Jopie Reinhard Item dengan cabikan bas gitar
khas Yance Manusama diharapkan mampu membawa Jippi dan albumnya ini dalam getar
lagu rock yang benar, setidaknya lewat karya kerabatnya yang terdekat: Titik
Hamzah.
Harapan kami tentu satu: mudah-mudahan album ini menjadi pilihan Anda untuk
koleksi kaset pop rock teks Indonesia di tahun 83!
Salam,
Bens Leo
Artist Manager
Produksi: PT Irama Tara
Penanggungjawab rekaman: Titik Hamzah
Artis manager: Bens Leo
Foto: Samekto, Bam Adi Pitoyo
Tata rias wajah: Ima
Tata busana + rambut: Jippie
Pimpinan musik & arransement: Yopie Reinhard Item
Gitar akustik, electric, synthesizer: Yopie Reinhard Item
Bass: Yance Manusama
Drum: Karim S
Piano akustik, elektrik, roland string: Christ Kayhatu
Koor pada lagu 'Selamat Pagi Dunia': Qiutipi Organization
Pemadu rekaman: Theo
Studio: Irama Tara Studio 16 jalur, awal hingga akhir Desember '82
Side A | ||||
1 | Sedhaaaap | Titik Hamzah | Sylvia Saartje | |
2 | Padamu Lelaki | Titik Hamzah | Sylvia Saartje | |
3 | Asmara | Iwan M / TB Benny | Sylvia Saartje | |
4 | Haruskah Kumenanti | Ongen L | Sylvia Saartje | |
5 | Musik di Sekelilingmu | Christ Kayhatu | Sylvia Saartje | |
6 | Ada Dalam Tiada | Georgie L | Sylvia Saartje | |
Side B | ||||
1 | Bulan Bawakan Perasaanku | Titik Hamzah | Sylvia Saartje | |
2 | Selamat Pagi Dunia | Tommy WS | Sylvia Saartje | |
3 | Oh Angin | Titik Hamzah | Sylvia Saartje | |
4 | Perhatian | Titik Hamzah | Sylvia Saartje | |
5 | Cinta Dalam Sunyi | Tommy WS | Sylvia Saartje |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar