Ritta Rubby Hartland - Kepada Alam dan Pencintanya
Kepada Alam dan Pencintanya
Tabe' !!
Masalahnya, menurut saya urusan 'cinta' merupakan suatu kebutuhan manusia yang
utuh, baik itu cinta terhadap Tuhan, ayah-ibu, alam, lingkungan dan tentu saja,
cinta pada sang pacar.
Inilah adanya, bukankah?!
Wass.
Bdg, Maret '81
Hatur nuhun
Ayah-ibu tercinta, kakak-kakak tersayang, mas Willy dkk, mas Anto, oom Roesmin,
bung Novel, kelompok WEST 'J', Faisal Amir H.S., mas Remy & Istri, bang Chilung,
keluarga 'Sriwijaya Hotel', keluarga besar PT Musica Studio's dan sobat-sobat
yang tidak dapat ditulis satu-persatu.
Side A
1
Sebuah Penantian
Ritta Rubby Hartland
Ritta Rubby Hartland
2
Alam dan Pencintanya
Jan Hartland
Ritta Rubby Hartland
3
Buat Tuan Yang Jantan
Ritta Rubby / Jan Hartland
Ritta Rubby Hartland
4
Kepada Orang Yang Tercinta
Ritta Rubby / Jan Hartland
Ritta Rubby Hartland
5
Satu Perjalanan
Ritta Rubby H / West J
Ritta Rubby Hartland
Side B
1
Potret Diri
Ritta Rubby Hartland
Ritta Rubby Hartland
2
April Yang Biru
Ritta Rubby Hartland
Ritta Rubby Hartland
3
Diantara Dua Persimpangan
Ritta Rubby Hartland
Ritta Rubby Hartland
4
"Dia" Yang Terbuang
Jan Hartland
Ritta Rubby Hartland
5
Selamat Tinggal "Kamu"
Ritta Rubby Hartland
Ritta Rubby Hartland
NB. Khusus untuk irama blue grass country dalam lagu-lagu "Buat Tuan Yang
Jantan" dan "Diantara Dua Persimpangan" diaransir oleh "West-J-Blue Grass
Country".
Sebuah Penantian
Cipt. Ritta Rubby Hartland
Biarkan aku bernyanyi
sepi
Berteman malam dan rintik hujan
Menanti hadir bayang senyummu
Yang setia pada rinduku
Dalam mimpi kau tak pernah datang
Dalam lagupun tak pernah nampak
Sementara kau selalu ku undang
Lewat catatan harianku
Setiap mimpiku berharap kau
Dan bertanya tentang penantianku
Setiap mimpiku berharap kau datang menyambut
Rinduku
Dalam satu senyum
Oh... dalam satu kecupan
Rindumu
Dan bila embun pagi berlari
Menari meninggalkan mimpiku
Terbangun aku dalam satu harap
Rinduku berpadu rindumu
Alam dan Pencintanya
Cipt. Jan Hartland
Pendaki gunung sahabat alam
sejati
Jaketmu penuh lambang
Lambang kegagahan
Memproklamirkan dirimu pencinta alam
Sementara maknanya belum kau miliki
Ketika aku daki dari gunung ke gunung
Disana kutemui kejanggalan makna
Banyak pepohonan merintih kepedihan
Dikuliti pisaumu yang tak pernah diam
Batu-batu cadas merintih kesakitan
Ditikam belatimu yang pernah tak ayal
Hanya untuk mengumumkan pada khalayak
Bahwa disana ada kibar benderamu
Oh alam korban keakuan
Oh alam korban keangkuhan
Maafkan mereka yang tak mau mengerti
Arti kehidupan
Buat Tuan Yang Jantan
Cipt. Ritta Rubby Hartland / Jan Hartland
Atas
nama cinta tuan berkata
Lautpun akan tuan sebrangi
Atas nama cinta tuan berkata
Gunungpun akan tuan daki
Tapi baru nongol kumis kakekku
Wajah tuan pucat pasi
Dengan badan yang gemetaran
Tuan, cuci kakimu, lantas bobo...!
Tuan berceloteh pasti 'kan setia
Rela berkorban untuk diriku
Demi cinta tuan yang menggebu-gebu
Sanggup menjadi pelindungku
Tapi baru dengar gonggong anjing kecil
Tuan ngibrit tinggalkan aku
Lari tunggang langgang sepatu dijinjing
Tuan, cuci kakimu, bobo saja...!
Badai kau bilang bukan halangan
Hujan saljupun, ah... soal kecil!
Tak peduli kota dilanda api
Tuan 'kan datang apel buatku
Tapi baru turun hujan gerimis
Tuan tak datang di malam minggu
Dengan alasan "ah takut batuk mmh...!
Tuan, cuci kakimu, lantas bobo...!
Setiap wanita tuan bohongi
Dengan rayuanmu yang aduhai
Tuan jangan mimpi di siang bolong
Itu tak berlaku untukku
Pangeran cinta yang kesiangan
Teruskanlah dengan mimpimu
Selamat tinggal tuan yang jantan
Tuan, cuci kaki, bobo saja...!
Kepada Orang Yang
Tercinta
Cipt. Ritta Rubby Hartland / Jan Hartland
Untukmu ayah dan ibuku
Yang akrab dipeluk gelap
Bila kuasa dan bisa
Pasti kunyalakan purnama
Lihat sang fajar ufuk timur
Sinarnya layak semangatmu
Hadir tanpa ucap
Tanpa pamrih
Tanpa waktu dan usia
Oh ayah ibu yang kukasih
Walau bermainkan gulita
Larat sangsai (?) masih kau jemput
Dan disyukuri hikmahNya
Tuhan
Luncurkanlah sinarMu
Kepada mereka berdua
Terangkan jalan pendakiannya
Agar sampai esok hari
Satu
Perjalanan
Cipt. Ritta Rubby Hartland / West J
Disaat hujan
turun
Dan jalanpun licin
Dia berjalan menentang waktu
Yang selalu mengejar
Tak peduli basah kuyup
Dia berharap itu tak sia-sia
Meski dingin menggigil
Dia kuatkan diri
Kalau dapat berlari agar cepat sampai
Jauh, masih jauh, oh...
Jauh, makin jauh
Tatkala hujan reda dan dia tersungkur
Batinnya hilang bersama hujan
Dan guntur yang pergi
Harapannya hilang musnah
Dan tahu pasti telah didahului
Meski jeritnya tinggi membelah langit
Kesempatan lewat sudah
Tunggu hari esok
Jauh, masih jauh, oh...
Jauh, makin jauh
Potret Diri
Cipt. Ritta Rubby Hartland
Seribu puji dan
seribu caci
Aku terima lewat nyanyianku
Terkadang aku berpikir
Ini bukan tempatku
Tapi kaki terlanjur melangkah
Inikah arti lahir dalam hidup
Mendekati segala yang kuenggani
Dan melepaskan semua yang aku sukai
Ini selalu bergelut dalam batinku
Kalau tak lahir maka tak hidup
Dan aku akan terlepas dari rasa dan dosa
Sementara iman setia menemaniku
Dan aku telah siap dengan segala
Yang kan terjadi
April Yang Biru
Cipt. Ritta Rubby Hartland
Angin pantai ini
pernah menyibakkan
Urai rambutku ke wajahmu
Dan di pantai ini kamu cerita
Tentang pangeran dan putri bungsu
Mata birumu tak pernah lepas
Memandang ombak memandang aku
Lembayung senja lantas tersenyum
Pada kita, aku dan kamu
Meski kamu jauh di seberang sana
Di sudut mataku ada senyummu
Kalau boleh aku berkata jujur
Suaramu itu kangenku
Mama!
Relung hatiku telah disentuhnya
Doa untukku lewat biru suratmu
Adalah bintang dalam malamku
Padamu camar tolong jemputkan
Bila dia datang di awal April
Diantara Dua Persimpangan
Cipt. Ritta Rubby Hartland
Jantan, jantan,
maafkan aku
Keberanian tak nampak padaku
Lebih baik aku luruskan jalan
Mungkin disana ada jantan lain
Diantara dua persimpangan
Kemudi cinta agak tersendat
Ambil jalan kirikah?
Ambil jalan kanankah?
Sedang hati tak mampu memilih
Diantara dua warna cinta
Yang manakah yang mesti kupilih
Hijau terlalu sejuk
Merah terlampau gagah
Sedang hati hilang cernanya
Jantan, jantan, maafkan aku
Keberanian tak nampak padaku
Lebih baik aku luruskan jalan
Mungkin disana ada warna lain
Diantara dua pohon cinta
Sang hati bingung untuk memanjat
Satu terlalu tinggi, satu terlampau lebar
Sedangkan hilang kokohnya
Jantan, jantan maafkan aku
Keberanian tak nampak padaku
Lebih baik aku luruskan jalan
Mungkin disana ada pohon lain
"Dia" Yang Terbuang
Cipt. Jan Hartland
Dialah yang terbuang kawan
Dari galau kehidupan
Kini membawa luka
Disaput dendam kesumat
Tapi dia tegar berjuang kawan
Ditengah kemunafikan
Tanpa mempedulikan
Bibir-bibir tercibir
Oh, sungguh dia perkasa
Bagaikan kuda liar
Meringkik memecah malam
Buat menoreh hari esok
Disepanjang lorong yang kelam
Peduli hari kemarin
Dialah yang terbuang kawan
Senantiasa berkawan malam
Cuma satu harapannya
Memetik matahari
Selamat Tinggal "Kamu"
Cipt. Ritta Rubby Hartland
Selamat tinggal kamu
Bukannya aku benci kau
Terlalu riskan
Terlampau siang
Berkencan di sudut rumahmu
Lihat di pintu rumah
Peluang tak nampak lagi
Dihempaskan angin tak ramah
Dan kamu ada di sana
Tuhan, berikan ampunMu
Atas segala dosa
Yang sempat aku ajarkan
Pada nyamuk yang lewat
Pada malam yang tua
Selamat tinggal kamu
Pangeran segala resah
PadaNya kita kembalikan
Dan mari ucapkan
Hallo!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar